Para Pengungsi Gempa Aceh |
Berbeda dengan tenda barak yang didirikan lembaga resmi, fasilitas tenda darurat atau tenda kenduri di lokasi ini lebih minim salah satunya dari sisi ventilasi lantaran warga hanya memiliki tenda terbuka dari 4 tenda 2 di antaranya terpaksa didirikan setengah tihang hal ini dimaksudkan untuk mengurangi angin dan debu masuk alasnya pun hanya seadanya tanpa ada matras ataupun tempat tidur bagi anak-anak dan wanita hamil.
"juga dari laporan tim kesehatan kita memang sedikit kerepotan karena terlalu banyak titik-titik pengungsi nah maka kita sudah sarankan ke Camat tadi dalam rapat supaya ini bisa dikumpulkan jangan terlalu banyaklah" ujar Iskandar Ketua BPBD Pidie Jaya
Padahal terdapat terdapat lebih dari 200 jiwa berlindung di bawah tenda kenduri ini 80 di antaranya balita dan anak-anak bahkan ada pula 10 ibu hamil salah satunya adalah Isma perempuan 25 tahun ini mengaku tinggal menghitung hari untuk melahirkan. Ia takut gempa susulan terjadi saat dirinya kembali ke rumah.
BPBD Pidie Jaya mendata jumlah dan titik pengungsian melonjak dari 45 ribu jiwa pengungsi kini menjadi 64 ribu jiwa dari 45 titik pengungsian kini menjadi 90 titik selain itu tercatat 127 orang luka berat dan 462 orang luka ringan sementara itu lebih dari 11.600 bangunan rusak.
"hunian nanti itukan perlu ada kajian-kajian yang sampai dengan sekarang itu apa namanya belum selesai jadi sisi pemulihan dulu sementara kemudian pendataan sesmennya kemudian baru nanti di rancang untuk penyelesaiannya kira-kira begitu" ucap Hermawan Agustina Kepala Bidang Data Pusdatinmas BNPB
Sementara itu 6 hari pasca gempa aktivitas kawasan pasar Meredu mulai bergeliat meski masih sepi pembeli sejumlah pemilik toko mulai membuka usahanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar